Sawan atau banyak orang menyebutnya sebagai kesurupan atau gangguan dari mahluk halus, yang membuat khawatir para orang tua, terutama bagi pasangan orang tua yang baru mempunyai buah hati, sedikit penjelasan dan penanganan terhadap venomena sawan, semoga bermanfaat.
Anak yang mengalami kejang-kejang alias sawan sering dipercaya akibat kesurupan atau ada makhluk halus yang mengikuti si anak. Padahal sawan berhubungan dengan aliran eletrik di dalam tubuhnya. Bagaimana memberikan pertolongan pertama pada anak yang sawan?
Sawan atau serangan tiba-tiba biasanya disebabkan oleh pelepasan aliran elektrik secara tidak normal di dalam otak dan berakibat terjadinya guncangan pada anak. Tingkat keparahan dari sawan ini berkisar dari hentakan beberapa otot di bagian tubuh hingga guncangan seluruh badan (grand mal seizure).
Jika anak mengalami sawan yang parah biasanya menyebabkan anak jatuh dan menggeliat-geliat di lantai, bola mata bergerak ke atas, mulutnya berbusa, lidahnya tergigit serta anak kehilangan kesadaran beberapa waktu. Orangtua harus melakukan pertolongan agar lidah dan busa tidak menghalangi saluran udara yang membuat anak kekurangan oksigen.
Sebagian besar penyebab
sawan adalah akibat demam tinggi yang dialami oleh anak-anak. Maka itu orangtua perlu waspada jika anaknya mengalami demam yang tinggi. Ada baiknya mengendalikan demam agar suhunya tidak melonjak tinggi.
Otak bayi yang belum sempurna bisa bereaksi terhadap fluktuasi temperatur yang mendadak terjadi dengan munculnya kejang-kejang (sawan). Kenaikan temperatur yang cepat menjadi pemicu sawan. Balita paling mudah mengalami sawan ketika tubuhnya tiba-tiba panas hingga mencapai 41 derajat celcius. Anak di atas usia 5 tahun biasanya lebih tahan dari serangan sawan.
Jika terjadi sawan pada anak beri pertolongan pertama dengan melakukan beberapa hal berikut seperti dikutip dari The Baby Book karangan William Sears dan Martha Sears, Selasa (24/11/2009):
1. Membaringkan anak dengan aman di atas lantai dengan posisi telungkup atau miring, agar lidahnya menjulur ke depan dan lendir bisa mengalir keluar, sehingga tidak menghalangi masuknya oksigen ke dalam tubuh.
2. Jangan memberikan makanan atau minum selama anak sawan.
3. Jangan cemas jika bibir anak tidak berwarna biru dan anak masih bisa bernapas dengan normal.
4. Bila bibir anak berubah menjadi biru atau sesak napas, berikan napas buatan dari mulut ke mulut setelah saluran udaranya dibersihkan.
5. Singkirkan barang-barang yang berbahaya jika anak masih menggeliat-geliat di lantai.
6. Jika panas anak tetap tinggi, bukalah bajunya dan gosokkan badannya dengna menggunakan handuk yang dingin untuk mengurangi temperatur yang meningkat secara tiba-tiba. Karena demam yang semakin parah bsia mengakibatkan lebih banyak serangan tiba-tiba.
Setelah sawan anak biasanya tenang kembali dan dapat tidur dengan nyenyak. Jika sawan terjadi akibat demam yang tinggi, maka perhatikan temperaturnya dengan seksama agar sawan tidak terulang kembali dan berilah obat penurun demam. Jagalah agar demam anak tetap terkendali dan segera ke rumah sakit jika demam tidak turun setelah beberapa jam. (detikhealth.com)
0 komentar :
Post a Comment